Aktualisasi Lima Sila Pancasila
Pancasila dikatakan sebagai
dasar dan pedoman negara yang mana hal ini berarti pancasila berperan sebagai
pondasi atau landasan tempat bertumpu bagi segala kegiatan Bangsa Indonesia.
Sehingga, dalam kehidupan sehari-hari tidak boleh lepas apalagi menyimpang dari
nilai-nilai pancasila. Seiring dengan kemajuan jaman, nilai-nilai pancasila
tetap dan tidak mengalami perubahan. Ini tidak berarti pancasila yang tengah
dijadikan dasar negara tersebut telah usah dari pembaharuan, tetapi dalam hal
ini kandungan atau makna yang ada didalamnya adalah tetap atau sama seperti
dulu dan tetap sesuai dengan perubahan jaman.
Pancasila memiliki lima sila
dan kelima sila pancasila pada hakikatnya adalah suatu nilai. Nilai-nilai yang
merupakan perasaan dari sila-sila pancasila tersebut adalah nilai ketuhanan,
nilai kemanusiaan, nilai persatuaan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
Nilai itu selanjutnya menjadi sumber nilai bagi penyelenggaraan kehidupan
bernegara di Indonesia. Dalam upaya menganalisis aktualisasi lima sila
pancasila dalam masyarakat, kelompok melakukan kunjungan ke salah satu
komunitas bernama “Panti Jompo Siloam yang bertempat di Jl. Bend. Sigura-Gura
No.17, Karangbesuki, Sukun, Kota Malang, Jawa Timur. Komunitas Panti Jompo
Siloam memiliki landasan “Badan Sosial Yang Dibentuk Berlandaskan Kepada Yesus
Kristus Secara Interdenominasi Dan Berdasarkan Pancasila” dalam menjalankan
kegiataan. Saat melakukan kunjungan, kelompok didampingi oleh salah satu
pekerja Panti Jompo Siloam yang bernama Ibu Paulina Insriati. Ibu Paulina Insriati
ini menjabat sebagai koordinator di Panti Jompo Siloam, beliau telah bekerja
dan mengabdikan hidupnya di Panti ini selama kurang lebih 20 tahun. Berdasarkan
hasil kunjungan, pengamatan, dan wawancara di Panti Jompo Siloam ini, kelompok
dapat menemukan nilai-nilai sila pancasila yang dijalankan di tempat tersebut.
Sila pertama dari pancasila
berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”, sila ini berarti semua agama itu memiliki
pandangan yang sama dan semua agama berdoa atau menyembah kepada Allah yang
sama, hanya saja cara yang dilakukan berbeda-beda dalam berdoa atau menyembah
kepada Allah. Ketuhanan dan keagamaan yang dianut komunitas ini adalah agama
kristen. Walaupun begitu, komunitas ini juga dibangun berdasarkan pancasila.
Dimana setiap kegiatan dan peraturan yang dimiliki komunitas berdasarkan dari
nilai-nilai pancasila. Setiap orang yang berada dalam komunitas ini diwajibkan
mengikuti kegiatan keagamaan yang dilakukan setiap harinya. Komunitas ini
mendorong setiap anggotanya agar selalu menyembah Allah, menyakini Tuhan Yang
Maha Esa. Karena anggota yang ada dalam komunitas ini adalah orang lanjut usia,
maka mereka diajarkan untuk lebih dekat lagi dengan Allah mengingat usia mereka
yang tidak lagi muda seperti kita.
Rata-rata orang yang berada
dalam komunitas ini memiliki agama yang sama dengan keagamaan yang dianut oleh
komunitas, namun juga ada satu orang lanjut usia dan beberapa pengurus yang
memiliki agama yang lain. Dalam setiap kegiatan mereka tetap harus mengikuti kegiatan
keagamaan kristen, tapi mereka tidak dituntut untuk melakukan cara-cara
menyembah Allah dalam cara kristen serta tidak dilarang apabila menjalankan
kegiatan keagamaan yang dianut masing-masing. Toleransi antar umat beragama
lainnya yang terjadi di Panti Jompo Siloam ini terlihat saat datangnya hari
raya, tidak hanya hari raya orang kristen saja yang dirayakan di komunitas ini,
melainkan hari raya orang-orang non kristen yang ada di komunitas ini juga
dilaksanakan. Salah satunya idul fitri. Meskipun hanya beberapa orang yang
beragama muslim akan tetapi komunitas ini tetap memperlakukan adil untuk setiap
orang yang ada di dalamnya. Dapat disimpulkan dari bukti-bukti di atas bahwa
Panti Jompo Siloam mengaktualisasikan sila pertama pada Pancasila.
Sila kedua pancasila
berbunyi, “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”, yang mana sila kedua dari
pancasila ini mengandung nilai-nilai humanistis, seperti pengakuan terhadap
adanya martabat manusia dengan segala hak asasinya yang harus dihormati oleh
siapapun, perlakuan yang adil terhadap sesama manusia, pengertian manusia yang
beradab memiliki daya cipta, rasa, karsa dan iman, sehingga nyatalah bedanya
dengan makhluk lain. Dalam komunitas ini, semua anggotanya diperlakukan secara
adil, baik pada anggota yang memiliki tubuh yang sehat ataupun tidak. Hanya
saja perawatan yang diberikan kepada setiap anggota komunitas berbeda-beda
sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh setiap anggotanya. Perhatian lebih
akan diberikan pada lansia-lansia yang kondisi fisiknya lebih lemah dan lebih
tidak sehat, namun hal ini tidak berarti bahwa lansia yang sehat dan fisiknya
masih baik tidak diberikan perhatian. Setiap anggota yang berada dalam
komunitas juga sudah jelas memiliki kepribadian dan karakter yang berbeda-beda
antar satu dengan yang lainnya. Namun, para pengurus komunitas tidak membedakan
perlakuan yang diberikan kepada setiap anggotanya. Tidak ada perilaku
menyimpang yang diberikan kepada setiap anggotanya.
Sila ketiga pancasila
berbunyi “Persatuan Indonesia”, sila ini mengandung maksud mengutamakan
persatuan atau kerukunan bagi seluruh rakyat Indonesia yang mempunyai perbedaan
agama, suku, bahasa, dan budaya. Persatuan Indonesia mengutamakan kepentingan
dan keselamatan negara ketimbang kepentingan golongan pribadi atau kelompok. Dalam
kunjungan ke Panti Jompo Siloam kelompok melihat adanya sikap persatuan yang
diterapkan di komunitas ini, yang mana persatuan ini merupakan aktualisasi dari
sila ketiga pancasila. Penghuni dan pekerja di Panti Jompo Siloam ini beragam
dan berbeda-beda atas kondisi fisik, budaya, agama, dan karakteristiknya.
Namun, kelompok melihat bahwa perbedaan-perbedaan yang ada tersebut bukanlah
suatu hal yang memecah belah mereka, sebaliknya perbedaan tersebut malah
menjadi pemersatu diantara mereka. Penghuni yang memiliki kondisi fisik lebih
baik biasanya membantu penghuni-penghuni lainnya yang kondisi fisiknya kurang
dalam melakukan hal-hal yang sulit dilakukan dalam keadaan fisik yang kurang,
seperti dalam merapikan kamar, memasukkan baju ke lemari, dan lain-lain.
Sila keempat pancasila
berbunyi “Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksaaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan” mengandung nilai demokrasi secara mutlak yang harus
dilaksanakan dalam kehidupan bernegara. Dengan sila kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilanan, manusia
indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat indonesia mempunyai
kedudukan hak dan kewajiban yang sama. Dalam menggunakan hak-haknya ia menyadari perlunya
memperhatikan dan mengutamakan kepentingan negara dan kepentingan masyarakat
tanpa boleh ada kehendak yang dipaksakan kepada pihak lain.
Di dalam Panti Jompo Siloam
yang telah dikunjungi, kelompok menemukan sikap-sikap yang menunjukkan adanya
aktualisasi sila keempat pancasila. Hak-hak dan kewajiban-kewajiban setiap
penghuni di tempat tersebut diberikan dengan sama. Panti memberikan fasilitas
berkumpul dan berbincang-bincang bagi semua penghuni panti setiap sore hari,
hal ini menunjukkan hak untuk bersosialisasi dengan sesama manusia
terfasilitasi. Selain itu hak untuk hidup dan berbahagia jelas diberikan oleh
Panti Jompo Siloam, dimana penghuni diberikan fasilitas untuk bisa mengikuti
acara-acara dengan pihak luar dan gathering
dengan anggota keluarga para lansia untuk melepaskan kebosanan dan
kerinduan. Kewajiban bagi tiap penghuni disana juga tidak dilupakan walaupun
adanya keterbatasan fisik, kewajiban untuk beribadah dan berdoa kepada Tuhan
diberlakukan bagi semua penghuni tanpa terkecuali. Sila keempat pancasila tidak
hanya dilakukan bagi para lansia, namun pekerja disana juga tidak diberikan
paksaan dalam melakukan pekerjaan di tempat tersebut. Selain itu, pemimpin di
panti tersebut juga sering mengikutsertakan pekerjanya dalam urusan pengambilan
keputusan-keputusan yang berhubungan dengan panti tersebut saat terjadi keadaan
darurat ataupun keadaan-keadaan lain yang membutuhkan suatu kebijakan.
Sila kelima pancasila berbunyi “Kesejahteraan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia”, arti dalam sila Pancasila yang kelima ini menunjukan bahwa manusia
Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama dihadapan hukum dan untuk
menciptakan keadilan sosial dalam masyarakat Indonesia. Keadilan sosial sendiri
memiliki unsur pemerataan, persamaan dan kebebasan yang bersifat komunal. Sila
kelima Pancasila ini juga mengandung nilai-nilai bahwa setiap peraturan hukum
baik Undang - Undang maupn putusan pengadilan mencerminkan semangat keadilan.
Keadilan yang dimaksudkan adalah semangat keadilan sosial bukan keadilan yang
berpusat pada semangat individu
Pada Panti Jompo Siloam ini
tercemin perilaku menurut sila kelima dari Pancasila. Hal ini terlihat dimana
setiap anggota komunitas diberikan perlakuan yang sama rata tanpa ada
perbedaan. Ada beberapa anggota juga yang diberikan perlakuan secara khusus
karena melihat keadaan fisik dan kondisi kesehatan yang dimiliki oleh
anggotanya. Lebih dari itu, mereka semua mendapatkan perlakuan yang sama.
Setiap anggota komunitas diberi perlakuan yang sama, tidak ada juga kekerasan
dalan komunitas ini. Apabila anggota komunitas tidak menaati peraturan dari
komunitas, akan diberikan pemberitahuan secara perlahan tanpa adanya kekerasan.
Dan semua hak dan kewajiban anggota komunitas dapat diterima dan dilaksanakan
dalam komunitas ini. Meskipun ada beberapa hak atau kewajiban yang tidak dapat
diterima atau dilaksanakan karena keterbatasan kondisi fisik dan kondisi
kesehatan dari setiap anggota komunitas. Dalam komunitas ini juga, setiap
anggota diberi perlakuan secara manusiawi meskipun seperti yang kita tahu bahwa
mengurus manula atau manusia lanjut usia bukan hal yang mudah dan perlu
kesabaran. Namun di komunitas ini, semua anggota mendapat perlakuan yang baik.
Dipersembahkan Oleh:
Avinda Fachrunisa 121610001
Hendrikus Yoshua 121610010
Imelia Carolina 121610011
Ruben Tanujaya 121610020
Timothy Kevin 121610025
Komentar
Posting Komentar